Isnin, Disember 19, 2011

Istana Nabi Allah Sulaiman !

Dikatakan kepadanya : " Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman : " Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca" Berkatalah Balqis :"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam"."(QS An Naml 44)

Catatan sejarah mengungkapkan pertemuan antara Sulaiman dengan Ratu Saba berdasarkan penelitian yang dilakukan negeri tua Saba di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang "ratu" yang pernah berada di kawasan ini hidup antara 1000 s/d 950 SM dan melakukanperjalanan ke Utara ( ke Jerusalem).

Keterangan lebih terperinci tentang apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman kepadanya :

Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata;"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini.

Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.

Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

Allah, tiada Tuhan Yang Disembah kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar". Berkata Sulaiman :"Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta." ( QS An Naml 22-27).


Setelah menerima berita dari burung hud ini, Sulaimanpun memberikan perintah sebagai berikut :

Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan".(QS. An Naml: 28).

Setelah ini, al-Qur'an mengemukakan kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:

Berkata ia (Balqis) : "Hai pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya): "Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri".

Berkata dia (Balqis) ; "Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".

Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".

Dia berkata: "Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan dan demikian pulalah apa yang akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh utusan-utusanku itu.



Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata: Äpakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

Kembalilah mereka sungguh Kami akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".

Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggp membawa singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:"Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab:"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut terletak dihadapannya, iapun berkata :Ïni termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".

Dia berkata: "Robahlah baginya singgasananya; maka kia akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenali(nya)".

Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?". Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".

Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan ke-Islamannya), karena sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam". (QS An Naml 29-44).

Sebuah peta yang menunjukkan dua buah jalur perjalanan ratu Saba.




Istana SulaimanDalam surat dan ayat yang menerangkan tentang ratu Saba, Nabi Sulaiman juga disebutkan. Dalam Al Qurán diceritakan bahwa Sulaiman mempunyai kerajaan serta istana yang mengagumkan dan banyak perincian lain yang diberikan.

Berdasarkan ini, Sulaiman dapatlah dikatakan memiliki teknologi yang maju dimasanya. Di istananya terdapat berbagai karya seni dan benda-benda berharga, yang mengesankan bagi semua yang menyaksikanya. Pintu gerbang istana terbuat dari gelas. Penyebutan Al Qurán dan akibatnya terhadap ratu Saba disebutkan dalam ayat berikut :

. Dikatakanlah kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam".(QS An Naml 44).
Setelah kuil Sulaiman dihancurkan, satu-satunya dinding/tembol kuil yang tersisa diubah menjadi "Tembok ratapan"oleh Yahudi. Setelah penaklukan Jerusalem di abad 7, kaum Muslim membangun Masjid Umat dan Kubah Batu dimana kuil tersebut dahulunya berada. Dalam gambar disebelah kanan tampak Kubah Batu.

Istana Nabi Sulaiman disebut dengan "Solomon Temple/Kuil Sulaiman" dalam literatur bangsa Yahudi. Saät ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang tersisa dari bangunan kuil atau istana yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall"oleh orang Yahudi. Alasan mengapa istana ini, sebagaimana banyak tempat lain yang berada di Jerusalem kemudian dihancurkan adalah dikarenakan tindakan jahat serta kesombongan dari bangsa Yahudi. Hal ini diberitahukan oleh Al Qurán sebagai berikut :

Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.

Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.(QS al Isra 4-7).

Kuil Sulaiman memiliki teknologi yang paling maju saat itu dan pemahaman estetika yang unggul. Pada gambar di atas ditunjukkan pusat kota Jerusalem selama masa pemerintahan Nabi Sulaiman.
1) Pintu Barat daya
2) Istana Ratu
3) Istana Sulaiman
4) Pintu gerbang dengan 32 pilar
5) Gedung pengadilan
6) Hutan Libanon
7) Kediaman pendeta tingkat tinggi
8) Pintu masuk ke kuil
9) Alun-alun kuil
10) Kuil Sulaiman

Seluruh kaum yang disebutkan dalam bab-bab terdahulu patut mendapatkan hukuman karena pemberontakan mereka dan ketidak bersyukuran mereka atas karunia Allah, dan makanya merekapun ditimpa bencana. Setelah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa negara dan wilayah, dan akhirnya menemukan sebah rumah di tanah suci pada masa Sulaiman, bangsa Yahudi sekali lagi dihancurkan karena perilaku mereka yang diluar batas, dan karena tindakan mereka yang merusak dan membangkang. Yahudi modern yang telah menetap di daerah yang sama dengan daerah dimasa lalu, kembali menyebabkan kerusakan dan "berbesar hati dengan kesombongan yang luar biasa" sebagaimana mereka lakukan sebelum peringatan yang pertama.

Rabu, Disember 14, 2011

Rahsia Kekayaan Hati.

Apa Rahsia Kekayaan ? 

Bismillah, Alhamdulillah.
Kembali lagi saudaraku muslimin di Blog ini. InsyaALLAH kita share tentang  Rahsia Kekayaan Hati.

Saya selalu ingat dan dengar; "Jadilah Orang Kaya". 
Namun, banyak orang yang tidak menyedari bahwa yang paling penting di dalam hidup ini bukanlah bagaimana mahu menjadi kaya, tetapi bagaimana mahu membangun orientasi akhirat atas harta yang kita dapatkan atau telah kita miliki.

Apa Rahsia Kekayaan Hati ? 

1. Membangun Pribadi Qana’ah 
Qana’ah iaitu rela menerima dan merasa cukup dengan apa yang dimiliki, serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas yang berlebihan. Orang yang qana’ah selalu giat bekerja dan berusaha. Namun, bila hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan, ia tetap rela menerima hasil tersebut dengan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sikap ini merupakan sifat dasar seorang mukmin yang boleh mendatangkan rasa tenteram dalam hidup dan menjauhkan diri dari sifat haloba serakah dan tamak. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya beruntunglah orang yang masuk Islam dan rezekinya cukup dan merasa cukup dengan apa-apa yang telah Allah berikan kepadanya,” (Riwayat Muslim).

Orang yang qana’ah memiliki pendirian bahwa apa yang diperoleh atau yang ada pada dirinya adalah ketentuan Allah Ta’ala. Firman-Nya,”Tiada sesuatu mahluk yang melata di bumi melainkan ditangan Allah rezekinya.” (Huud [11]: 6)

2. Menjadi Pribadi Zuhud
Zuhud bererti berpaling dari sesuatu kerana hinanya sesuatu tersebut dan kerana (seseorang) tidak memerlukannya. Dalam bahasa Arab terdapat ungkapan “syai`un zahidun” yang berarti “sesuatu yang rendah dan hina”. 

Menurut Al-Hasan Al-Bashri, zuhud itu bukan mengharamkan yang halal atau mengutamakan harta. Namun, zuhud di dunia adalah, ”Engkau lebih mempercayai apa yang dikurniai Allah dari pada apa yang ada pada kamu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah sama saja, sebagaimana antara orang yang memujimu dengan yang mencelamu sama dalam kebenarannya.”

Hal itu timbul dari keyakinannya yang kuat dan percaya terhadap kekuasaan Allah Ta’ala. Abu Hazim az-Zahid pernah ditanya, “Berupa apakah hartamu?” Beliau menjawab, “Dua perkara. Aku tidak pernah takut miskin karena percaya kepada Allah Ta’ala, dan tidak pernah mengharapkan apa yang ada di tangan orang lain, sedangkan Rabb-ku adalah pemilik langit, bumi, serta apa yang berada di antara keduanya.”

Zuhud bukan berarti meninggalkan hal-hal duniawi dan menjauhinya. Lihatlah Nabi SAW, teladan bagi orang-orang yang zuhud. Beliau mempunyai sembilan isteri. Para Sahabat juga mempunyai isteri-isteri dan harta. Di antara mereka bahkan sangat kaya raya. Semuanya ini tidaklah mengeluarkan mereka dari hakikat zuhud yang sebenarnya.

Dalam Hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman, Wahai anak Adam, kosongkanlah gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian, dan kejahatan. Itu semua lebih engkau butuhkan,” (Riwayat Thabrani dan Baihaqi). 

3. Menjadi Insan Bersyukur
 Diberi kesempatan hidup sudah merupakan anugerah dan kenikmatan yang luar biasa, apalagi ditambah dengan berbagai aneka nikmat lainnya. Orang yang tidak merasa pernah cukup terhadap nikmat yang sudah diberikan, selamanya akan miskin. Adapun orang yang ridha dan bersyukur itu maka dialah orang kaya yang sesungguhnya.

Imam Syafii pernah berpesan,In kunta dza qalbin qanu’in, fa anta wa malikuddun-ya sawa’u (bila engkau memiliki hati yang penuh [ridha dan puas dengan kurnia] maka engkau dan raja dunia itu sama saja.”
Yang membuat seseorang tidak bersyukur adalah kerana hidupnya dipenuhi oleh keinginan yang tak berhujung. Di sinilah urgensi kesadaran akan banyaknya nikmat Allah Ta’ala sehingga diperlukan kesyukuran sebagai tanda kekayaan hati. Sehingga ukurannya kekayaan bukanlah melimpahnya harta.

4. Menjadi Pribadi yang Senang Memberi
Islam mengajarkan umatnya agar menjadi pemberi dan bukan sebaliknya. Sebab, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Tatkala seseorang telah berfikiran pemberi, maka mereka merasa tenang jiwanya kerana keinginan jiwanya itu telah dipenuhi.

Orang seperti ini biasanya tidak suka mengumpulkan harta benda, bahkan merasa segan  dan malu untuk melakukannya. Orang begini tak mungkin ia akan mengambil harta yang bukan haknya sedangkan harta miliknya diberikan kepada orang lain.

Berdasarkan dalil dan kenyataan, siapa pun yang banyak memberi ia akan banyak menerima pula.
Imam Al-Qayyim berkata, “Sesungguhnya sedekah (memberi) memiliki khasiat yang menakjubkan dari ditimpa bahaya sekalipun orang yang bersedekah adalah orang yang berbuat dosa, zalim, atau bahkan kafir. Maka dari itu dengan sedekah, sungguh Allah Ta’ala menahan bagi penderma berbagai macam bahaya. Hal ini sudah diketahui seluruh penduduk bumi. Mereka telah memahami kebaikan yang luar biasa dari sedekah, kerana mereka telah mencubanya,” (Buku Rahasia di Balik Sedekah oleh Ibrahim Fathi Abdul Muqtadar)

Giat Membangun Mental
Mental kaya sesungguhnya dapat dibiasakan atau dilatih hingga seseorang yang awalnya bakhil dapat berubah menjadi dermawan. Adapun untuk mengembangkan mental kaya, cara-cara berikut mesti kita terapkan:

Pertama, menyakini bahwa harta yang mutlak kita miliki adalah harta yang diberikan sebagai wujud ketaatan terhadap Allah Ta’ala, dan sebagai amal jariah untuk mendapatkan janji dan jaminan Allah Ta’ala.

Di dalam al-Qur`an surat Ali Imran [3] ayat 133-134, Allah Ta’ala telah menjelaskan bahwa orang yang bertakwa itu adalah orang-orang yang menafkahkan hartanya, baik di waktu lapang maupun sempit.

Kedua, tidak takut miskin karena rajin bersedekah, sebagaimana nasehat Rasulullah SAW kepada Shahabat Bilal: Bersedekahlah wahai Bilal! Jangan takut kekurangan dari pemilik ‘Arsy,” (Riwayat Bazzar dan Thabrani).
Pada dasarnya harta adalah milik Allah Ta’ala. Manusia hanyalah pengelola saja. Bagi orang-orang mukmin, keberadaannya mutlak sudah bertransaksi dengan Allah Ta’ala seperti firman-Nya, “sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka… (At-Taubah [9]: 111) 

Ketiga, takut ancaman dan hukuman dari Allah Ta’ala untuk orang-orang bakhil. Hal ini dijelaskan oleh Allah Ta’ala dalam al-Quran surat Ali Imran [3] ayat 180, bahwa kelak, harta yang mereka bakhilkan akan dikalungkan di leher mereka pada hari kiamat.

Keempat, meyakini bahwa pemberian yang ia lakukan pada hakikatnya adalah untuk dirinya sendiri, bukan orang lain yang menikmatinya.

Barangsiapa takut kepada Allah Ta’ala dalam masaalah harta lalu membelanjakannya sesuai dengan yang diridhai-Nya, atau untuk menolong agama-Nya, niscaya Allah Ta’ala akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka. Allah Ta’ala berfirman,”Dan kebaikan apa saja yg engkau perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh-nya disisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. (Al-Muddatstsir [74]: 20)

Kelima, memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan naungan pada Hari Pembalasan, yakni saat kesulitan manusia memuncak dan matahari didekatkan dengan ubun-ubun manusia.

Ketika itulah orang-orang yang suka bersedekah mendapat jaminan. Dalam hadits riwayat Abu Hurairah disebutkan, ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah pada hari yang tiada naungan kecuali naungan-Nya. Salah satunya adalah, Laki-laki yang bersedekah dan menyembunyikannya, sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikeluarkan oleh tangan kanannya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)

Semoga anda dan saya diri sendiri dapat menginsafinya, amin.

40 Hadith Keistimewaan Rasulullah saw

Disyarah oleh Syeikh Muhammad Fuad Kamaluddin al-Maliki ......

Kata Sayyid Abbas Alawi al-Maliki, Kalau duduk di Madinah, walaupun dengan hanya memakan kekacang, makanan itu tetap terasa sungguh enak kerana jasad Nabi saw yang mulia berada di bumi ini. Nabi saw tidak sama langsung dengan manusia biasa. Allah Ta’ala memuliakan Nabi saw semenjak dari alam roh lagi bahkan ketika jasad Adam belum dimasukkan roh.

 Allah menabal Nabi saw sebagai Nabi ketika Adam berada dalam keadaan diantara roh dan jasad. Sedangkan Nabi-nabi lain dilantik setelah roh dimasuk ke dalam jasad. Para Nabi dan Rasul berikrar bahawa Nabi saw adalah Nabi dan Rasul bagi segala Nabi dan Rasul. Nabi Isa yang akan turun pada akhir zaman akan membawa syariat Nabi saw. Nabi saw tidak serupa dengan makhluk lain.

 Bondanya, Aminah as menyatakan, “Aku tidak pernah berasa bahawa aku sedang mengandungkan satu kandungan melainkan setelah aku terputus haid. Kandunganku tidak berasa berat.” Nabi saw tidak pernah menyakiti sesiapa pun hatta ketika berada dalam kandungan bondanya yang dikasihi.

Adab menyahut panggilan azan ialah dengan membaca salawat ke atas Nabi saw. Orang yang menyatakan bahawa perbuatan membaca salawat selepas azan sebagai satu perkara bidaah sebenarnya tergolong dalam kelompok orang yang telah merendahkan darjat baginda saw sedangkan Allah Ta’ala telah mengangkat darjat Nabi saw. 

Orang sebegini sangat rendah darjatnya dan perangainya tidak ubah seperti Yahudi dan Nasrani yang sentiasa berusaha menurunkan darjat Nabi saw. Imam Abu Nuaim dalam kitabnya yang mahsyur berjudul Dalail Nubuwwah menceritakan bahawa Jubir bin Mut’im apabila sampai di Syam pernah bertemu dengan seorang paderi. 

Paderi itu bertanya kepadanya, “Boleh tak kamu tunjukkan padaku yang mana satu rupa Nabi kamu?” Paderi itu membawanya ke sebuah bilik yang mengandungi banyak patung. Kata Jubir, “Tidak ada patung yang menyerupai Nabi saw disini.” Kemudian paderi itu membawanya ke bilik lain yang lebih besar dan lebih banyak patung. 

Terkejut Jubir apabila didapatinya didalam bilik itu ada patung yang mirip wajah baginda saw dan sahabat besar Abu Bakar ra. Kata Jubir, “Sebelum aku tunjuk patung itu kepadamu, ada lebih baik kamu menunjukkan patung itu kepadaku.” Paderi itu kemudiannya menunjukkan patung yang mirip menyerupai wajah Nabi saw dan juga patung yang mirip dengan rupa Abu Bakar. 

Kata paderi itu, “Inilah wajah Nabi mu dan ini pula adalah wajah sahabat yang menggantikan Nabi mu setelah baginda wafat.” Kata Syeikh, maka betullah bahawa orang Yahudi dan Nasrani ini mengenali Nabi saw seperti mereka mengenali anak-anak mereka berdasarkan isi kandungan yang terdapat dalam kitab Injil dan Taurat yang menceritakan tentang kedatangan nabi akhir zaman.

Kata Syeikh, jangan tinggalkan doa selepas azan dikumandang kerana doa ini adalah sebab untuk kita mendapat syafaat Nabi saw di akhirat kelak. Syeikh Soleh al-Ja’fari[1], seorang wali Allah dari Sudan berhajat hendak kembali ke Sudan setelah tamat tempoh mengajarnya di al-Azhar, Mesir. Pada malamnya, beliau bermimpi Sayyidah Zainab al-Kubra anak kepada Sayyiduna Ali bin Abi Talib.

 Dalam mimpi itu Sayyidah Zainab berkata, "Sampai hati engkau hendak meninggalkan kami di Mesir". Sejak mimpi itu, Syeikh Soleh tidak jadi meninggalkan Mesir. Karomahnya apabila isteri dan keluarganya menghadapi masalah di Sudan, Syeikh Soleh akan terpacul dihadapan rumah.
Nabi saw dijaga Allah Ta’ala. 

Tidak ada orang yang layak menjaga Nabi saw sebab itu Allah Ta’ala mewafatkan orang-orang terdekatnya. Allah Ta’ala memelihara dan mendidik Nabi saw. Yatimnya Nabi saw bukan bermaksud yatim dari segi ketiadaan ibubapa tetapi yatimnya Nabi saw bererti keunggulan. Nabi saw ibarat permata yang sangat bernilai. Sebab itu Allah Ta’ala menjaga Nabi saw. Nabi saw terlalu cintakan Allah Ta’ala sehingga orang Arab Jahiliyyah mengatakan baginda saw sesat. Ketika hilang rasa diri yakni fana’, Nabi saw tenggelam terhadap Allah Ta’ala. Mustaqim yang disebut dalam surah al-Fatihah dan Surah Yaasiin itu adalah jalan Muhammad (jalan yang lurus).

[1] Kata Syeikh, anaknya yang bernama Syeikh Abdul Ghani adalah syeikhul futuh kepada syeikh dimana syeikh telah menerima ilmu darinya.

Jumaat, Disember 09, 2011

HOUSE PROPET LIVED FOR 28 YEARS

Gambar Eksklusif Rumah Nabi Muhammad SAW 

dan Khadijah di Mekah


Nabi Muhammad SAW ialah manusia yang paling mulia dan paling berpengaruh sepanjang zaman. Baginda hidup di tengah-tengah masyarakat negeri Arab ketika itu dengan penuh kesederhanaan. Baginda yang berakhlak mulia dan tidak pernah letih membimbing umat agama Islam ini hidup bersama isteri tercintanya Khadijah r.ha di rumah yang sederhana. Di bawah merupakan gambar eksklusif rumah Nabi Muhammad SAW dan isterinya Siti Khadijah di Mekah sebelum Nabi berhijrah ke Madinah.

Ini adalah foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah r.ha, tempat mereka berdua tinggal selama 28 tahun.
Gambar di atas ini adalah runtuhan pintu masuk ke kamar Rasul Saw di rumah Sayyidah Khadijah r.ha
Di atas ini adalah Gambar runtuhan tempat Sayyidah Fatimah r.ha, puteri kesayangan Rasulullah Saw dilahirkan.
Gambar di atas adalah sisa runtuhan kamar Rasul Saw dan Sayyidah Khadijah r.ha
Di atas ini adalah gambar runtuhan mihrab tempat Rasulullah saw bersolat.
Gambar di atas ini adalah makam Sayyidah Khadijah r.ha (yang besar) dan puteranya, Qasim (yang kecil) di sudut.

Jumaat, Disember 02, 2011

SEDEKAH

 Amalan Yang Dituntut : Pahala ke Syurga.


Sedekah adalah daripada perkataan Sadaqah (Arab: صدقة‎) yang bermaksud benar.
Makna syara' "sedekah" pula adalah pemberian sesuatu kepada orang yang memerlukan dengan tujuan mahu mendekatkan diri kepada Allah S.W.T. Jadi apabila merujuk keimanan mahupun keyakinan janji kepada Allah S.W.T., sudah tentu di sana perlu kepada pembuktian iaitu menginfakkan harta di jalan Allah S.W.T. Baik pemberian itu ditujukan kepada fakir miskin, kerabat keluarga, maupun untuk kepentingan jihad fi sabilillah.

Dalil al-Quran
Makna sedekah memang sering menunjukkan makna memberikan harta untuk hal tertentu di jalan Allah S.W.T , sebagaimana yang terdapat dalam banyak ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah :-
Wahai orang-orang yang beriman! Jangan rosakkan (pahala amal) sedekah kamu dengan perkataan membangkit-bangkit dan (kelakuan yang) menyakiti, seperti (rosaknya pahala amal sedekah) orang yang membelanjakan hartanya kerana hendak menunjuk-nunjuk kepada manusia (riak) dan dia pula tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. Maka bandingan orang itu ialah seperti batu licin yang ada tanah di atasnya, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu ditinggalkannya bersih licin (tidak bertanah lagi). (Demikianlah juga halnya orang-orang yang kafir dan riak itu) mereka tidak akan mendapat sesuatu (pahala) pun dari apa yang mereka usahakan dan (ingatlah), Allah tidak akan memberi petunjuk kepada kaum yang kafir. (Surah Al-Baqarah : ayat 264) [1]
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah atau berbuat kebaikan atau mendamaikan di antara manusia dan sesiapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keredaan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar.(Surah An-Nisaa’ : ayat 114) [2]
Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang fakir, dan orang-orang miskin dan amil-amil yang mengurusnya dan orang-orang mualaf yang dijinakkan hatinya dan untuk hamba-hamba yang hendak memerdekakan dirinya, dan orang-orang yang berhutang dan untuk (dibelanjakan pada) jalan Allah, dan orang-orang musafir (yang keputusan) dalam perjalanan. (Ketetapan hukum yang demikian itu ialah) sebagai satu ketetapan (yang datangnya) dari Allah. Dan (ingatlah) Allah Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana. (Surah At-Taubah : ayat 60) [3]

Dalil hadis
Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Setiap sendi manusia perlu bersedekah, setiap hari matahari terbit ada orang mengadili dua orang adalah sedekah. Membantu orang dengan mengangkat barang ke atas binatang tunggangan adalah sedekah. Satu kalimah yang baik adalah sedekah. Setiap langkah untuk mengerjakan solat adalah sedekah dan membuang sesuatu berbahaya di jalanan adalah sedekah. (Hadis Riwayat Bukhari)

Sedekah tidak mengurangkan harta
Daripada Abu Hurairah r.a berkata bahawa Rasulullah bersabda yang bermaksud : "Sedekah tidak mengurangkan harta. Allah tidak melebihkan seseorang hamba dengan kemaafan-Nya melainkan kemuliaan dan tidak merendahkan diri seseorang melainkan Allah mengangkatnya." (Hadis Riwayat Muslim, ad-Darimi dan Ahmad)

Cara sedekah tidak jadi sia-sia
  1. Sedekahlah dengan barang yang disenangi penerima. Allah melarang bersedekah dengan benda yang tidak baik kerana bersedekah adalah ibadat dan tanda mensyukuri nikmat Allah.
  2. Sesuatu yang disedekahkan ialah yang halal, bukan haram atau subahat.
  3. Sunat bagi pemberi sedekah atau penderma bersedekah dan menderma daripada benda yang disukai dan disayangi, tidak kira sama sedikit atau banyak.
  4. Bersedekah dengan disertai keikhlasan, bukan mengungkit, merungut, membidas dan menyakiti hati orang yang menerima sedekah kerana perbuatan ini haram dan merosakkan amalan bersedekah.
  5. Sedekah yang diberikan secara sembunyi lebih afdhal, ibarat tangan kanan yang memberi, tangan kiri tidak mengetahuinya.

Khamis, Disember 01, 2011

Ketinggian akhlak Rasulullah s.a.w

MENGENAL NABI MOHAMAD SAW siri3

Ketinggian akhlak Rasulullah s.a.w

Salah satu kunci kejayaan Rasulullah s.a.w dalam menyampaikan risalah dakwah ialah dengan memiliki ketinggian akhlak dan mengamalkan dalam kehidupan Baginda s.a.w seperti hubungan dengan keluarga, jiran tetangga, sahabat handai, bahkan dengan kaum kafir juga Baginda s.a.w sering menunjukkan akhlak mulia ini. Ummul Mu’minin, Saiyidatina Aisyah r.a. pernah ditanya, mengenai akhlak Baginda s.a.w, maka Saiyidatina Aisyah menjawab dengan katanya : Maksudnya : akhlak Baginda s.a.w adalah Al-Quran.
Gambaran ketinggian akhlak Baginda s.a.w. juga dirakamkan oleh Allah s.w.t di dalam surah Al-Qalam ayat 4 yang berbunyi :
Maksudnya : "Dan bahawa sesungguhnya engkau ( wahai Muhammad) mempunyai akhlak yang sangat mulia” .
Akhlak dan sirah perjalanan yang ditunjukkan oleh Rasul s.a.w adalah sebagai contoh teladan yang dapat mendidik diri dan peribadi Muslim agar sentiasa beriman dan bertakwa. Ini kerana setiap perkataan, perbuatan, pengakuan dan tingkah laku Baginda s.a.w mengandungi hikmat dan huraian kepada prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Al-Quran. Maka sudah tentu, setiap perkataan dan tindakan kita yang berpandukan akhlak dan sirah perjalanan Baginda s.a.w, tidak akan terpesong atau tersasar dari landasan agama dan tuntutan syariat .
Sejarah mencatatkan bahawa akhlak Rasulullah s.a.w adalah modal utama yang dapat menarik minat golongan bukan Islam kepada Islam. Contohnya, kisah tauladan seorang Badawi yang membuang air kecil di dalam masjid. Apabila melihat kejadian tersebut, maka para sahabat yang berada di situ naik berang dan hendak memukul Badawi tadi. Bagaimanapun, tindakan mereka dihalang oleh Rasulullah s.a.w, sebaliknya Baginda s.a.w membiarkan Badawi itu selesai membuang air kecil. Kemudian Baginda s.a.w meminta sebekas air lalu disiramkan di tempat kencing tersebut . Rasulullah s.a.w bertanya kepada para sahabat, apakah yang akan terjadi jika mereka mengejar dan memukul Badawi itu semasa sedang membuang air kecil . Maka jawab sahabat, seluruh kawasan masjid akan terkena najis air kencingnya. Kisah ini menjadikan Badawi yang menyaksikan tindakan Rasulullah s.a.w itu merasa kagum dengan ketinggian akhlak Baginda saw lalu beliau pun menyatakan hasratnya untuk memeluk Islam .
Di antara akhlak Baginda Rasulullah s.a.w yang perlu dicontohi :
  1. Baginda s.a.w sentiasa memberi salam kepada sesiapa yang ditemui.
  2. Baginda s.a.w sangat menghormati orang-orang tua, mengasihani orang-orang muda dan kanak-kanak.
  3. Baginda s.a.w bercakap dengan lemah lembut dan sentiasa menumpukan perhatian kepada orang yang bercakap dengannya.
  4. Baginda s.a.w tidak pernah menghina orang miskin dan tidak merasa terhina bergaul dengan mereka.
  5. Baginda s.a.w sentiasa membantu orang lain, walaupun Baginda saw sendiri dalam kesusahan.
  6. Baginda s.a.w sangat berlemah lembut dengan isteri, anak-anak dan ahli keluarganya.
  7. Baginda s.a.w tersangat sabar dan tabah apabila mengahadapi setiap cabaran dan kesusahan.
Justeru itu marilah kita bersama-sama mencontohi akhlak Rasulullah s.a.w dan mengamalkannya. Amat rugi sekali sekiranya kita mengamalkan cara hidup yang bertentangan dengan amalan dan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah s.a.w. Dalam surah al-Ahzab ayat ke-21, Allah berfirman dengan maksudnya,
" Demi sesungguhnya, adalah bagi kamu pada diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik, iaitu bagi orang yang sentiasa mengharapkan ( keredaan ) Allah dan ( balasan baik) hari akhirat, serta ia pula menyebut dan memperingati Allah banyak-banyak ( dalam masa susah dan senang )” .

Kesempurnaan Rasulullah saw

MENGENAL NABI MUHAMMAD S.A.W. siri 2

 

Kesempurnaan Rasulullah saw Disyarah oleh Syeikh Muhammad Fuad Kamaluddin al-Maliki  ....

Bentuk tubuh badan Rasulullah saw banyak diriwayat oleh ahli keluarga Nabi saw seperti Ali bin Abi Talib dan khadamnya, Anas bin Malik. Sahabat Nabi saw sangat ramai tetapi bukan semua berada hampir dengan baginda saw dan bukan semua sahabat sentiasa berada disamping Nabi saw. Oleh itu, ahli keluarga dan khadam Nabi saw yang senantiasa berada rapat dengan Nabi saw telah meriwayat segala perbuatan, perkataan dan perihal keadaan anggota tubuh badan Nabi saw untuk disampai kepada sahabat yang lain bagi menzahirkan kecintaan mereka terhadap baginda saw.

Sifat tubuh badan Rasulullah saw

1. Tubuh badan Rasulullah saw sederhana dan sasa
2. Rambutnya tidak terlalu kerinting dan tidak terlalu lurus
3. Jasad Nabi saw adalah pertengahan bertepatan dengan maksud, “Sebaik-baik perkara adalah pertengahan”
4. Kulitnya putih kemerahan (barangsiapa mengatakan kulit baginda saw hitam maka hukumnya adalah kufur kerana menyalahi riwayat hadith yang mutawatir dan disepakati oleh para ulama. Bagi siapa yang mengatakan kulit Nabi saw hitam dengan niat hendak mencaci maka orang itu boleh dihukum bunuh).
5. Baginda saw berjalan dengan cepat – menunjukkan kegagahan dan himmah (keazaman yang sangat tinggi). Kata Syeikh, ahli hadith perlu mencontohi langkah Nabi saw ini.
6. Kata al-Bara’ ibn Azib[1], Allah swt menciptakan Nabi saw berperawakan sederhana. Bahunya bidang dan sasa.
7. Nabi saw memanjangkan rambutnya hingga ke cuping telinga. Imam Abdullah al-Haddad dan Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki pernah menyimpan rambut hingga ke cuping telinga bagi menyempurnakan maksud hadith Nabi saw.
8. Nabi saw memakai pakaian merah. Memakai baju merah bukanlah haram zaati cuma ulama memakruhkan pakaian warna ini (dan ada ulama sampai mengharamkannya) kerana warna merah itu adalah simbol atau warna kegemaran orang-orang fasiq. Oleh itu, pakailah baju merah dengan niat hendak menyempurnakan sunnah Nabi saw bukannya dengan niat hendak mengikut jalan orang-orang fasiq.
9. Nabi saw sangat tampan. Sabda Nabi saw, Tidak ada Nabi yang diutuskan melainkan ia paling tampan dan paling mulia nasab antara kaumnya. Keturunan Nabi saw adalah keturunan yang paling hebat. Keseluruhan jalur nasab baginda saw adalah paling mulia dizamannya sehingga ke Nabi Adam as. Bonda dan ayahanda Nabi saw adalah golongan orang-orang yang mulia. Pernah ulama hadith satu masa dahulu telah mengeluarkan kenyataan bahawa ibubapa Nabi saw adalah kufur. Maka ketika beliau wafat, wajahnya bertukar menjadi hitam. Syeikh Soleh al-Ja’fari, imam Masjid al-Azhar ditangkap ketika mempertahankan ibubapa Nabi saw. Beliau dibawa ke penjara kerana menyatakan ibubapa Nabi saw wafat dalam keadaan Islam ketika mengajar di Masjid Nabawi. Sewaktu lalu di hadapan maqam Nabi saw, Syeikh Soleh Ja’fari mengadu dengan katanya, Inikah kesudahanku akibat mempertahankan ibubapamu wahai Rasulullah. Syeikh Soleh kemudiannya dibebaskan tanpa masuk kedalam sel penjara. Syeikh Soleh bertanya kepada pengawal kenapa beliau dibebaskan. Lalu pengawal itu memberitahu, Majikanku bermimpi Rasulullah saw malam tadi meminta beliau membebaskan engkau kerana engkau telah mempertahankan ibubapamu. Adapun imam Masjid Nabawi yang menyatakan bahawa ibubapa Nabi saw wafat dalam keadaan kufur meninggal dalam keadaan jasadnya terpaksa disokong dengan konkrit. Ini adalah kerana jasadnya telah berpaling dari arah kiblat ketika dimasukkan kedalam liang lihad.
Kita perlu sedar bahawa Nabi saw bukanlah manusia biasa seperti kita. Kata ulama, sesiapa yang menyatakan Nabi saw itu manusia biasa tanpa menyandarkan kistimewaan kepada tubuh baginda saw maka ia tergolong dalam kelompok jahiliyah. Ini adalah kerana orang kafir jahiliyyah memandang Nabi saw seperti mereka memandang manusia biasa tanpa mempunyai apa-apa keistimewaan. Hati mereka terhijab dari melihat kenabian Rasulullah saw. Sedangkan orang-orang yang beriman sentiasa nampak dan menyaksikan tanda-tanda kenabian baginda saw. Kata Umar al-Khattab, aku masuk Islam setelah Nabi saw memandangku dua kali. Pandangannya yang pertama telah mengeluarkan aku dari kekufuran manakala pandangannya yang kedua telah mengisikan iman didalam benak hatiku. Bahkan para wali juga dihijab dengan pakaian kemanusiaan. Kata ulama, kalau diangkatlah hijab tersebut sehingga menampakkan nur cahaya para wali nescaya semua orang akan menyembah wali itu bukannya tuhan. Sahabat adalah orang yang paling kenal dan arif tentang Nabi saw maka dengan sebab itu mereka sangat memuliakan Nabi saw. Adakah kita betul-betul sayang Nabi saw? Lemahnya umat Islam pada hari ini ialah kerana mereka tidak cinta kepada Nabi saw dengan sebenar-benar cinta. Kekuatan umat Islam terdahulu adalah kerana cinta dan rindu yang sangat mendalam terhadap Allah dan Rasul-Nya. Khalid al-Walid melaungkan slogan “Wahai Muhammad, Wahai Muhammad, Wahai Muhammad” ketika berperang menentang pemuka Nabi palsu, Musailamah al-Kazzab. Laungan itu telah mendatangkan kekuatan luarbiasa kepada tentera Islam sehingga musuh melihat mereka seperti singa-singa yang menerkam dalam keadaan lapar.


[1] Sahabat kecil Nabi saw. Beliau lahir sama tahun dengan Abdullah bin Umar. Beliau pernah ikut Nabi saw berperang dalam Perang Ahzab. Beliau wafat pada tahun 72 H.

KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W.

MENGENAL NABI MUHAMMAD S.A.W. siri 1

KHUTBAH TERAKHIR NABI MUHAMMAD S.A.W.
Khutbah ini disampaikan pada 9hb Zulhijjah
Tahun 10 Hijriyang di Lembah Uranah, Gunung Arafah

Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak kukatakan, Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah deign telti kata-kataku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan Kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai amanah suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kami lagi. Ingatlah bahawa sesungguhnya, kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan diatas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikuti dalam perkara-perkara kecil.
Wahai Manusia Sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu, maka mereka, juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam Susana kasih saying. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik dan berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai kedalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai Manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-katku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadhan, dan tunaikankanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah Ibadah Haji sekiranya kamu mampu. Ketahui bahawa setiap Muslim adalah saudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama; tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal saleh.
Ingatlah, bahawa, kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggung jawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu Awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaaku.
Wahai Manusia, tidak ada lagi Nabi atau Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan ada lain agama baru. Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kataku yang telah aku sampaikan kepada kamu. Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, necaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah ALQURAN dan SUNNAHKU.
Hendaklah orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain. Semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dariku. Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah aku sampaikan risalahMu kepada hamba-hambaMU.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ya Rasulullah..
Nabi Muhammad s.a.w adalah manusia agung yang ideal dan sebaik-baik contoh sepanjang zaman. Semulia-mulia insan di dunia..
untuk mengingatkan kita…
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?” ”Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,”tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. “Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. “Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti rohmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
“Engkau tidak senang mendengar khabar ini?” Tanya Jibril lagi. “Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: ‘Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. ”Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. “Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, mendekatkan telinganya.“Uushiikum bis-shalaati, wamaa malakat aimaanukum – peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.” Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii!” – “Umatku, umatku, umatku”
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allaahumma sholli ‘alaa Muhammad wa’alaihi wasahbihi wasallim. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Usah gelisah apabila dibenci manusia kerana masih banyak yang menyayangimu di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah kerana tiada lagi yang mengasihmu di akhirat kelak.

Isnin, November 21, 2011

Museum of Islamic Art in Doha


It isn’t often that a building stuns – literally.  However, this is the case with the Museum of Islamic Art in Doha , the capital of Qatar .  Traditional Islamicarchitecture meets the twenty first century to spectacular effect.


Nothing is done by halves here.  Even the palm lines entrance
 (and entrancing is perhaps the right word) fills the visitor with expectation.  
 Sublimely designed by IM Pei, the museum opened its doors to the public 
less than two years ago.


The building is, as you might expect, heavily influenced by ancient
 Islamic architecture but its design is unique and there is simply no other 
building like it on earth.  Certainly as a museum of this kind it was the first 
in the Persian Gulf and its sheer size alone, over forty five thousand square 
meters, is a testament to the ambition of its designers.


The idea that contemporary Islamic culture is inward looking was contradicted 
from the word go by the invitation to IM Pei to be the chief architect of the project.
  The Chinese born American considered by many to be a master 
in his field was gently coaxed out of retirement to design the building.  
Most agree he has done a stupendous job. You may know him for, among 
many other projects, the glass pyramid outside the Louvre.


One of the first things that Pei did was to politely decline all of the proposed 
sites for the museum.  This building – if it was to stand – had to stand alone.  
Doha happens to have a corniche – a waterfront promenade which is paralleled 
by a road.  Perfect.  So it was that it was eventually built on a sixty
 acre island off the corniche.


But what lies within?  Surely something so spectacular on the outside 
must only be something of a disappointment on the inside.  chacun 
à son goût, of course, but this is not the case with this particular building – 
 whatever your own taste, disappointment is hardly the word.


The foyer itself is a grandiose mix of marble, steel and glass.  
As with the exterior the hard edges of modernism combine sublimely 
with the curves of traditional Islamic design.  Now, look up...

From one of the upper levels, the view down is just as staggering.  
Just as the architecture is both traditional and progressive, so are 
the ideas behind the museum.  Although built with the children of Qatar  
in mind primarily, the museum’s aim is to educate people about Islamic 
art and indeed the heritage of the Islamic world in general.  What is often 
a misunderstood culture and history can be seen here and the visitor is, 
by being enabled to study the past then in more of a position to 
understand the present. 

Even the cafe has its own unique appeal. Oh, yes.  There are the exhibits to...

Once you are done gasping at the architecture you may want to turn your attention to the exhibits.  Here, too, you will not be disappointed. The museum is host to a significant collection of art which go from around the year 600 BC to the nineteenth century.  There is something for every taste, from precious metals and stonework to glass and       textiles.
Times of both war and peace are represented here.  This hugely important museum is little known outside of the Islamic world.  Perhaps we should help spread the word?

Sabtu, November 19, 2011

Merentasi Sempadan Jama'ah-jama'ah Islam

Merentasi Sempadan Jama'ah-jama'ah Islam  


Di antara bukti berlaku perpecahan di kalangan umat Islam pada hari ini adalah munculnya pelbagai bentuk jama’ah-jama’ah atas nama Islam. Kemudian diikuti pula sikap taksub dari kalangan ahli dan pendukung jama’ah terhadap jama’ah-jama’ah tersebut.

Lebih menguatkan lagi perkara ini adalah apabila setiap jama’ah saling bertelagah, saling menyerang, dan saling membelasah di antara satu jama’ah dengan jama’ah-jama’ah yang lain.

Kepelbagaian Ideologi Pemikiran

Ketika ini, kita amat sering digemparkan dengan pelbagai isu semasa yang sangat menyentuh sensitiviti dalam beragama. Pelbagai manhaj dan ideologi pemikiran melanda masyarakat ketika ini. Kita tidak pernah sunyi dari isu ajaran syi’ah, mazhab demonstrasi, ideologi kepembangkangan, isu-isu demokrasi, dan yang terbaru isu ideologi seks bebas atas kerangka ideologi mazhab hak asasi manusia. Selain itu, kita juga tidak kering dengan isu-isu murtad dan ajaran sesat.

Sebenarnya fenomena seperti ini bukanlah suatu yang baru. Kalau kira-kira seribu tahun lalu kita dapat lihat dari bacaan sejarah akan kewujudan mazhab-mazhab aqidah yang sesat seperti Khawarij, Rafidhah, Qadariyah, Jahmiyah, Murji’ah, dan Jabariyah. Kemudian dari kelompok-kelompok ini berkembang pula kelompok-kelompok yang lainnya seperti Muktazilah, sufi, tasawuf, al-Asya’irah serta yang seumpamanya. Demikian juga pada hari ini sebenarnya tidak jauh beza keadaan yang melanda. Ideologi pemikiran yang dibawa tetap sama, tapi mungkin label dan penamaan sahaja yang berubah.

Di antara punca lahirnya mazhab-mazhab sesat seperti ini adalah kerana mengabaikan manhaj yang benar dalam menghadam dalil-dalil al-Qur’an dan as-Sunnah. Di samping kejahilan dan sikap hawa nafsu, kelompok-kelompok ini turut mengasaskan kerangka mazhab-mazhab mereka dengan akal, mantiq, dan falsafah. Kemudian dengan kerangka mazhab inilah setiap jama’ah dan kelompok tadi menyeru manusia kepadanya.

Sedangkan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman:

مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَلا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ

مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ

“Janganlah kamu termasuk orang-orang yang mensyirikkan Allah, iaitu orang-orang yang menjadikan fahaman agama mereka berpecah-belah mengikut puak. Setiap puak berbangga dengan apa yang ada pada puak masing-masing.” (Surah ar-Ruum, 30: 31-32)

Isyarat Perpecahan

Sebenarnya fenomena perpecahan di kalangan umat Islam ini telah dikhabarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sejak lebih 1400 tahun dahulu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيل تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّة، وَتَفْتَرِق أُمَّتِي عَلَى ثَلَاث وَسَبْعِينَ مِلَّة، كُلّهمْ فِي النَّار إِلَّا مِلَّة وَاحِدَة، قَالُوا: مَنْ هِيَ يَا رَسُول اللَّه ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

“Sesungguhnya bani Israel telah berpecah-belah menjadi 72 golongan, dan umatku akan berpecah-belah menjadi 73 golongan. Mereka semua di Neraka kecuali satu golongan.”

Para sahabat bertanya, “Siapakah dia (yang selamat) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi. Dinilai hasan oleh al-Albani)

Sebagaimana yang penulis sebutkan berkaitan kewujudan firqah-firqah sesat tadi, pada hari ini kita mungkin melihat nisbat kelompok-kelompok pengaku jama’ah-jama’ah Islam seperti Tabligh, Qur’aniyuun, Hizbut Tahrir, Ikhwanul Muslimin, Wahhabi, al-Ahbash, Ahlul Bait, dan seumpamanya. Setiap mereka masing-masing mendabik dada bahawa merekalah yang paling benar di samping saling menghentam di antara satu dengan yang lainnya.

Perbezaan ketara dalam setiap mazhab aqidah dan pemikiran yang dipegang menjadikan setiap kelompok ini gagal disatukan walaupun setiap mereka sama-sama umat Islam.

Di antara mereka ada yang berhujah dengan dalil kasyaf dan mimpi, ada yang menolak hadis ahad, ada yang menjadikan pembangkangan terhadap pemerintah sebagai ibadah, ada yang menyeru kepada slogan “Islam moderate”, ada yang menyeru kepada mazhab arus perdana, dan ada pula yang menyesatkan dan mengkafirkan para sahabat Rasulullah selaku pembawa agama yang terpercaya. Sebenarnya ini semua bermula dari sikap mendahulukan hawa nafsu dan akal berbanding nash-nash syari’at.

Jama'ah Yang Benar

Walaupun Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mengisyaratkan berlakunya perpecahan besar di kalangan umat Islam, beliau juga telah mengkhabarkan tentang jama’ah yang selamat dari sekian banyak golongan yang wujud dalam kalangan umat Islam. Sebagai umat Islam yang memiliki fitrah yang murni, sudah tentu kita akan berusaha untuk menyertai golongan yang selamat tersebut. Dan bukan sebaliknya dengan mencari-cari dalil dan membuat akal untuk memenangkan kelompok masing-masing walaupun telah jelas kesesatan dan ketergelincirannya dari agama.

Dari hadis di atas, ketika para sahabat bertanya:

مَنْ هِيَ يَا رَسُول اللَّه ؟ قَالَ: مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي

“Siapakah dia (yang selamat) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Apa yang aku dan para sahabatku berada di atasnya.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi. Dinilai hasan oleh al-Albani)

Dalam riwayat yang lain:

وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ

“... 72 di neraka, dan yang 1 di dalam jannah, dan mereka itu adalah al-Jama’ah.” (Hadis Riwayat Abu Daud, 12/196, no. 3981. Dinilai sahih oleh al-Albani)

Dalam riwayat yang lain:

تختلف هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة، اثنتان وسبعون في النار وواحدة في الجنة. قلنا: انعتهم لنا قال: السواد الأعظم

“Akan berpecah umatku ini menjadi 73 firqah, 72 golongan di neraka dan hanya 1 di jannah. Satu golongan itu adalah as-Sawaadul A’zham.” (Hadis Riwayat al-Lalika’i, Syarah Ushul I’tiqad, 1/155, no. 131. ath-Thabrani, 8/273, no. 8051. Kata al-Haitsami, “Para perawinya tsiqah”)

Persoalannya, siapakah yang dimaksudkan oleh hadis ini sebagai al-Jama’ah dan as-Sawaadul A’zham? Maka riwayat pertama dan riwayat-riwayat yang lainnya sebenarnya saling menjelaskan. Al-Jama’ah dan as-Sawaadul A’zham adalah sesiapa sahaja yang berjalan di atas jalan agama Rasulullah bersama-sama para sahabatnya.

Beruntunglah jama’ah Islam yang berjalan di atas jalannya Rasulullah bersama-sama para sahabatnya. Biarpun mereka itu sedikit jumlahnya dengan kadar 1 nisbah 72. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ

“Islam itu bermula asing lagi aneh (ganjil) dan akan kembali asing sebagaimana asal datangnya. Maka beruntunglah mereka yang dianggap aneh (asing).” (Hadis Riwayat Muslim, 1/350, no. 208)

Dalam riwayat yang lain:

فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ مَا أَفْسَدَ النَّاسُ

“Maka beruntunglah mereka yang dianggap asing, iaitu orang-orang yang melakukan islah (pembaikan) di ketika manusia berkeadaan rosak.” (Hadis Riwayat at-Tirmidzi, 9/219, no. 2554. At-Tirmidzi mensahihkannya)

Dalam riwayat yang lain:

إِنَّ الْإِسْلَامَ بَدَأَ غَرِيبًا، وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ، فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ "، قِيلَ: وَمَنِ الْغُرَبَاءُ ؟ قَالَ: " النُّزَّاعُ مِنَ الْقَبَائِلِ

“Sesungguhnya Islam itu bermula asing (ganjil) dan akan kembali asing sebagaimana asal datangnya. Maka beruntunglah mereka yang dianggap aneh (asing).” (Para sahabat) bertanya:

“Siapakah al-Ghuroba’ (golongan yang asing) itu?” Rasulullah bersabda, “Orang-orang yang menjauhi sikap berpuak-puak.” (Hadis Riwayat Ahmad, 6/325, no. 3784. Kata Syu’aib al-Arnauth, “Isnadnya sahih di atas syarat Muslim”)

Label atau Manhaj?

Berdasarkan dalil-dalil yang diutarakan, label bukanlah menjadi fokus, sebaliknya manhaj dan prinsip menjadi pegangan. Iaitu agar selari dengan jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersama-sama para sahabatnya dalam beragama. Iaitu hanya tunduk dengan hujah dan kebenaran, bukan menegakkan taksub, fanatik, dan memperjuangkan ashabiyyah jama’ah masing-masing. Sebaliknya menempatkan diri di dalam kebenaran, mengamalkannya, dan mendakwahkannya.

Kata Ibnu Mas’oud radhiyallahu ‘anhu:

إنما الجماعة ما وافق طاعة الله وإن كنت وحدك

“Sesungguhnya al-Jama’ah itu adalah dengan mentaati Allah walaupun engkau berseorangan.” (Syarah Ushul I’tiqad, 1/163)

Dalam riwayat yang lain:

ان جمهور الناس فارقوا الجماعة وأن الجماعة ما وافق الحق وأن كنت وحدك

“Sesungguhnya kebanyakan manusia berpecah dari al-Jama’ah dan al-Jama’ah itu adalah apa yang bersesuaian dengan kebenaran walaupun engkau berseorangan.” (al-Ba’its ‘ala Inkaril Bida’ wal Hawadits, 1/22)

Sebaliknya, ashabiyyah pula adalah (sebagaimana dalam sebuah hadis), Daripada Watsilah Bt. al-Asqa’, ayahnya berkata:

قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الْعَصَبِيَّةُ قَالَ أَنْ تُعِينَ قَوْمَكَ عَلَى الظُّلْمِ

“Aku pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah dia ashabiyyah?” Rasulullah menjawab, “Engkau menolong kaummu dalam kezaliman (kebathilan).” (Hadis Riwayat Abu Daud, 13/323, no. 4454. Dinilai hasan lighairihi oleh Syu’aib al-Arnauth)

Tapi sayangnya sikap ashabiyyah inilah yang meracuni jama’ah-jamah Islam hari ini. Setiap jama’ah saling mendabik dada mendakwa kebenaran bersama-sama mereka. Setiap mereka ego dengan kelompok sendiri sehingga tidak mungkin akan bersatu melainkan atas label atau nama jama’ah masing-masing.

Sikap dan karektor seperti ini jauh menyelisihi ciri-ciri golongan yang selamat yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Iaitu golongan yang bersatu di atas manhaj kebenaran. Suatu kerangka manhaj yang memahami al-Qur’an dan as-Sunnah sebagaimana kefahaman para sahabat ridhwanullah ‘alaihim ajma’in.

Bukan kefahaman yang dibina atas hawa nafsu dan mendahulukan akal atas nash-nash syari’at. Bukan juga bentuk-bentuk kesatuan yang dibina atas nama parti, nama jama’ah, atau nama-nama organisasi yang mencampur-adukkan pelbagai pemikiran dan manhaj sesat yang dinobatkan dengan nama agama dan kebenaran.

Sebab itulah dapat kita lihat hari ini begitu ramai tokoh-tokoh mengaku ulama bijak pandai yang berhujah dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, tetapi saling bertelagah di antara satu sama lain. Ini menjadi bukti wujudnya suatu jurang perbezaan manhaj yang besar dalam memahami Islam di antara satu jama’ah dengan jama’ah-jama’ah Islam lainnya.

Wallahu a’lam.

Abu Numair Nawawi B. Subandi